Dibunuh karena berhaluan kiri
Baik sekali kita ingat bahwa Bung Karno telah dikhianati oleh besar-pembesar militer (bersama-sama tokoh-tokoh sipil dari berbagi kalangan) dan akhirnya dibunuh degan cara menterlantarkannya ketika sudah sakit keras, adalah karena sikap politik Bung Karno yang kiri, atau yang revolusioner, dan anti imperialisme (terutama AS). Bung Karno adalah seorang nasionalis kiri sejak ia masih muda sekitar 25 tahun. Bolehlah dikatakan bahwa sepanjang kehidupannya yang lama dalam memimpin perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan (dan juga sesudah mencapai kemerdekaan) Bung Karno selalu dipersenjatai dengan pandangan kiri atau revolusioner.
Haluan kiri atau orientasi revolusionernya ini tercermin dalam seluruh karya-karyanya, yang secara menonjol dimulainya tahun 1926 (Tulisan “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme) sampai ketika menjabat sebagai Presiden dan Pemimpin Besar Revolusi. Justru, yang membikin Bung Karno bisa menjadi pemimpin besar rakyat Indonesia selama perjuangan merebut kemerdekaan dan juga sesudah menjabat presiden itu adalah fikiran-fikirannya yang kiri dan revolusioner, baik ditingkat nasional maupun internasional (Ingat sekali lagi, antara lain : konferensi Bandung, Indonesia keluar dari PBB, “Go to hell with your aid”, “Dibawah Bendera Revolusi”, ‘Revolusi belum selesai” dll dll) (lebih…)